Cerita versi drama Korea mengenai seseorang arahan yang jatuh cinta pada karyawannya jadi poin penting dalam roman karangan pengarang asal Korea Selatan ini. Penasaran dengan narasi lengkapnya? Ikuti keterangannya selanjutnya ini!
Bukti diri Buku
Kepala karangan Novel: Last Love Story of Walden Brothers
Pengarang: Kim Rang
Pencetak: Pencetak Haru
Jumlah Laman: 320 Halaman
Abstrak Roman Last Love Story of Walden Brothers
Dongwoo:
Saya memanglah terkini saja mencampakkan kekasihku walaupun kita telah menjalakan ikatan sepanjang 5 tahun. Tetapi, saya memiliki alibi. Saya jatuh cinta pada Ji Ye Eun, apalagi semenjak awal kali saya melihatnya. Kutekankan, saya mencintainya, serta saya bukan playboy.“ Saya hendak membuat kamu yakin, walaupun anda bilang tidak yakin hendak cintaku.”
Ye Eun:
Gimana bisa jadi ia bilang ia mencintaiku? Kita terkini berjumpa sebagian menit yang kemudian! Hatiku telah banyak sekali disakiti, saya tidak dapat semudah itu membuka batin untuknya.“ Yang namanya cinta itu senantiasa hendak selesai. Sesuatu dikala esok, cintamu itu hendak berganti.”
Cerita versi drama Korea
Keterangan Roman Last Love Story of Walden Brothers
Awal kali membaca abstrak narasi ini, saya telah dapat menduga kalau cerita ini hendak lumayan menghabiskan marah, dalam arti pembaca hendak terbuat jengkel dengan aksi laris para tokohnya. Nyatanya memanglah betul. Saya menyangka roman ini sangat kelewatan serta sangat meromantisasi cinta pada pemikiran awal.
Kenapa begitu? Pada dini ayat saja, sesungguhnya saya telah nyaris berserah buat menuntaskan baca novel ini. Saya tidak dapat menguasai aksi impulsif sang figur penting laki- laki yang langsung mengesun figur penting perempuan sedemikian itu saja, sementara itu mereka serupa sekali tidak silih tahu serta tidak sempat berjumpa lebih dahulu!
Dikala itu, sang figur penting laki- laki yang bernama Dongwoo menciptakan figur penting perempuan bernama Ye Eun yang tengah tertidur di ruang audiovisual kantor. Tanpa alibi yang nyata, Dongwoo berkata kalau beliau merasa langsung terbuat jatuh cinta, Dongwoo langsung mengesun Ye Eun sedemikian itu saja.
Cerita mereka juga bersinambung serta Ye Eun bertugas selaku juru bahasa di industri tempat Dongwoo bertugas. Interaksi mereka sesungguhnya lucu, tetapi bahasa yang sangat kelu kira- kira membuatku sedikit tersendat.
Jujur, dari bidang penerjemahan bahasa, saya merasa style bahasa yang dipakai di novel ini sangat kelu alhasil saya kurang dapat menikmati jalur ceritanya dengan gampang. Terasa kurang mengalir saja.
Awal mulanya saya luang meletakkan impian hendak aksi Dongwoo yang terkesan tergesa- gesa. Bisa jadi Dongwoo serta Ye Eun memanglah sempat berjumpa lebih dahulu di era kecil misalnya, umumnya narasi- narasi semacam ini banyak dijadikan alternatif oleh para pengarang. Warnanya mereka memanglah tidak sempat berjumpa sekalipun semenjak dahulu.
Di sisi rasa keberatanku hendak aksi para tokohnya, sesungguhnya narasi ini lumayan menarik. Tidak hanya fokus pada cerita cinta Dongwoo serta Ye Eun, terdapat cerita mengenai hidup Ye Eun serta si nenek yang lumayan mengharukan. Terdapat rahasia khusus pula yang dipunyai Ye Eun yang buatnya jadi bimbang kepada cinta.
Pengumpulan kerangka tempat di Telaga Walden kala Dongwoo serta Ye Eun kesimpulannya bersama pula cukup menarik. Sayangnya, telaga ini cuma diperlihatkan di bagian akhir narasi alhasil porsinya terkesan kurang.
viral di batam pembunuhan => https://jacques-schibler.co.uk/